Riset Kompos

Udara dan karenanya oksigen dapat mengaerasi komposting organik pada lapisan sampai setebal 60 cm. Aerasi pasif ini dihasilkan oleh konveksi panas dan difusi oksigen. Karena itu, aerasi pasif semacam itu tidak cocok untuk gundukan kompos yang besar. Inilah alasan Gianyar Waste Project memilih proses aerasi paksa yang aktif, dimana udara dimasukkan ke dalam material komposting dengan bantuan blower.

Secara tradisional komposting dilakukan dalam windrow, yang merupakan proses batch diskontinyu. Karena tumpukan kompos harus dibalik setiap minggu untuk disiram air dan diaduk, windrow membutuhkan banyak tempat. Untuk melindungi windrow dari curah hujan yang tinggi di Indonesia, tumpukan kompos sering dilindungi dengan atap dan ditutup dengan penutup semi-permeable, yang dua-duanya mahal. Gianyar Waste Project menginvestasikan waktu dan dana untuk mengembangkan proses semi kontinyu yang lebih efisien.

Sejak 2004, bertahun-tahun riset telah berlalu untuk memahami komposting skala besar pada iklim tropis dengan bahan baku tropis. Sekitar 100 batch riset dengan beragam metode dibuat. Memahami prosesnya telah merujuk pada aspek-aspek spesifik yang berbeda dari pendekatan umum di negara barat.

Teknologi komposting yang disempurnakan

  • Ukuran dan bentukan tumpukan optimal untuk meningkatkan kapasitas
  • Reduksi waktu pengolahan untuk meningkatkan kapasitas
  • Menjamin kualitas kompos yang tinggi
  • Penanganan material
  • Keamanan para pekerja
  • Melakukan pengolahan yang lebih efisien dengan peningkatan kapasitas
  • Sistem aerasi paksa yang lebih murah

Metode dekomposisi sampah organik alternatif

  • Biogas
  • Silage
  • Vermiculture
  • Protein larva (Black Soldier Fly)

Kompos yang dibuat berdasarkan pesanan

  • Kompos khusus
  • Formulasi aplikasi khusus
  • Mengandung agen mikroba untuk memerangi penyakit tanaman

Riset dan laboratorium analitik menggunakan berbagai peralatan untuk memantau proses komposting dan untuk menganalisa parameter yang relevan dengan kualitas kompos.